Peri Utara Kota Hujan Digaris Awal Hadirnya
Satu kebenaran tentangnya. Ia selalu ringan tersenyum kala para pandangan tertuju padanya. Ia selalu semu hadir kala para pengagumnya merinduinya. Dan untaian kata-kata sederhananya lah yang hanya dapat diucapkan jemarinya kala santunnya coba balas seru sapa para mereka yang telah menyapanya. Dan di kumpulan halaman-halaman muka itu ia tempatkan dirinya disana bersama kesenangannya. Diantara siang malam sisi-sisi jiwaku yang sepenuhnya mengagumi apa yang kini sedang kudapati darinya.
Dan dari satu kebenaran itu. Maka segenap yang ada disini akan kudedikasikan bagi para mereka yang tengah mengagumi perinya. Teruntuk mereka yang hanya bisa sebatas mengagumi perinya. Teruntuk semua sang cinta kasih yang tersekat sayang. Terutama sekali teruntuknya Peri Utara Kota Hujan ini yang telah benar meracuni segenap penghuni ragaku hingga halaman ini tercipta.
PERI UTARA KOTA HUJAN
’26,11’
Sementara kuterpaku dalam keindahan semu
Sementara diamku lebarkan kebodohan lugu
Sementara mimpiku matikan riang sang waktu
Sementara itu engkau menari diatas dunia lamaku
Dengan sayap kecantikan itu
Kau tebar mimpi diatas para hati beku bakku
Kau gurat senyum kalahkan bayang pelangi dulu
Kau tujuku bermain dalam dunia ini
Kau satu keindahan yang tak utuh kumengerti
Dan kusimpan kata itu diatas sumpah hati
Tersenyumlah dan tetaplah indah
Di utara kota hujan engkau disana
Akan kusaksikan guratan manis itu disini
Di pelangi yang kan kubuat melintas terbalik
Laksana antara pelukis dan kanvas dan alam
Aku berdiri diantara kataku besertamu
Disitu terlihat luhurnya keindahan
Disitu terlihat manisnya kecantikan
Disitu terlihat tingginya cita rasa mimpi itu
Disitu terbitnya sluruh cemerlang hatiku
Dan disitu pula aku terkerangkeng pikir periksa diri
Peri utara kota hujan...
Dua enam sisi engkau hadiri pandangan
Satu satu engkau tapaki tanpa terlewatkan
Sapa fajar mentari matahari senja serta malam
Namun aku kan tetap terkukung ketidakberdayaan
Aku yang tetap kagumi keindahan
Aku yang kan tetap mati suri karna kecantikan
Aku yang entah siapa....
BERITAHU AKU
Siang...
Beri tahu aku kebenaran itu
Rasa apa yang tersimpan dibalik senyumannya
Hingga buatmu cemas lepas melagu
Senja...
Beri tahu aku kebenaran itu
Indah apa yang terpancar dari kencantikannya
Hingga buatmu harus berjingga tak tentu waktu
Malam...
Beri tahu aku kebenaran itu
Pijar apa yang diami dasar palung hatinya
Hingga buatmu tetap damai dalam tekanan rindu
Bunda rasa engkaulah cinta...
Beri tahu aku kebenaran itu
Ketika siang senyumnya slalu tandang berbayang
Ketika senja indah cantiknya manis ganggu kalbu
Ketika malam pijar hatinya buahkan besar rindu
Apakah hadirmu kini karna bujuk undangannya
Apakah manismu kini karna tangan hatinya
Beri tahu aku kebenaran itu cinta...
Kenapa pandangku hanya kau patri ke utara
Kenapa rinduku hanya tujui satu namanya
Kenapa hati tiba menggebu kala tersuguhi bayangnya
Kenapa situasi itu kurasa tak henti menyandera jiwa
Beri tahu aku cinta katakanlah cinta
Jatuh hatikah aku disatu peri sepertinya
KUMBANG TAK BERSAYAP
Aku kumbang tak bersayap
Mampu gapai mimpi namun merayap
Separuh jiwa penghuni damai malam gelap
Korban angkuh cinta tak balas menatap
Aku kumbang tak bersayap
Tertawan luas khayal tanpa seruang harap
Berhasrat tinggi namun rendah bersiap
Kekurangan diri sekati hati seluruh tahap
Dalam dunia periku tulusku ada slalu
Buatku trus rasai belai lembut sembilu
Satu tuju tuk penting bahagainya dahulu
Satu makna yang tlah jauh terpahat mati dulu
Aku kumbang cacat terpandang
Tunggunya yang sepaham sepikir datang
Setia nantikan bahagia sejati tanpa syarat menantang
Namun tak kutahu dimana adanya sekarang
Apakah ia yang ternantiku itu engkaulah seorang
Peri yang tengah menelaah kata sang kumbang
SEBUTIR PASAL KEHIDUPAN
Indah tumbuh mawar tak isi hari dalam kesendirian
Kan slalu ada tangan terbaik yang tlah rawatnya
Kan slalu ada kumbang terbaik yang tlah dampingi adanya
Dan itu satu kebenaran sebutir pasal kehidupan
Dan kan slalu terbangun aku tuk benar sadarinya
Anggun cantik peri takkan terbang rendah bermimpi
Sayap sempurna kan slalu bawa hasrat hatinya tinggi
Dan kumbang penghuni khayalnya yang dapat mengimbangi
Dan itulah satu nyata sebutir pasal kehidupan kini
Dan kuterbangun slalu tuk terjaga menyadari diri
Demimu peri utara kota seribu rusaku
Takkan tidurku kan kuasai sadarku
Takkan asaku kubiar lebihi hasrat hatiku
Takkan egoku kulepas lukai damai jiwaku
Takkan lakuku kacaui bahagia yang kini ada padamu
Karna kutahu itulah sebenarnya aku tukmu
Karna seperti itulah kala cinta dirasuki tulus
Karna seperti itulah seharusnya kuberi maknaku
Teruntukmu seorang peri utara kota hujanku
Sebutir pasal kehidupan sekati tatapku padamu
ANDAIKAN KAU BEGITU
Andai temali kasih tak ikatmu
Andai tinggi adamu tak seatas bintang itu
Malam ini mungkin tak segulita cerita lalu
Satu masa buatku terdiam penuh malu
Andai hidup tak atur pasti berhukum
Andai salah hanya kata wacana semu
Langkah ini mungkin dobrak penyekat itu
Tanpa cemas hati mesti pikir balasan laku
Andai kau bisa tahu...
Takkan kusukai tanpa cinta tulus
Takkan kukagumi tanpa cinta itu
Takkan kubegini tanpa kau begitu
Takkan kuberpuisi tanpa kau disitu
terutukmu peri utara kota hujan...
BalasHapus:)